Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]


Para mahasiswa Indonesia berpose bersama di depan kampus Institut Bahasa Rusia A.S. Pushkin, Moskwa
Pada 6 Juni 2020 kawan-kawan mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Institut Bahasa Rusia A.S. Pushkin, Moskwa, memperingati Hari Bahasa Rusia dengan membacakan puisi-puisi bahasa Rusia di halaman kampus. Hari tersebut bertepatan dengan hari kelahiran penyair besar Rusia, Aleksander Sergeyevich Pushkin, yang memberikan pengaruh besar bagi perkembangan bahasa Rusia serta menyumbangkan karya-karya besar bagi kesusastraan Rusia dan dunia.

Bagi pencinta bahasa dan sastra Rusia, membaca karya-karya sastra di hari bahasa Rusia ini merupakan tradisi yang biasa dilakukan di Rusia. Begitu pun kawan-kawan mahasiswa Indonesia yang umumnya baru mulai mempelajari bahasa Rusia tak lebih dari setahun di Institut Bahasa Rusia A.S. Pushkin di Moskwa ini juga turut melaksanakan tradisi tersebut dan mengekspresikan kecintaannya terhadap bahasa Rusia dengan membacakan puisi-puisi Rusia yang disukainya.  Bagaimana mereka membacakan puisi-puisi tersebut? Simak video-video berikut ini.


Puisi Rusia berjudul "И скучно и грустно" (Jemu dan Pilu) karya Mikhail Yuriyevich Lermontov ini dibacakan oleh Menly Erica Putri Soselisa. Puisi ini berkisah tentang kesepian serta refleksi tentang eksistensi kehidupan manusia yang terkadang tak sulit untuk dipahami. Puisi ini berupa monolog sang penyair yang dapat dibagi menjadi tiga bagian, yakni refleksi tentang keinginan, tentang cinta dan tentang hasrat. Di akhir puisi, sang penyair juga menyatakan simpulannya terhadap refleksi pikirannya tentang kehidupan.
 
 Puisi berjudul "У лукоморья дуб зелёный" (Di Tepi Laut Pohon Ek Menghijau) karya Aleksander Sergeyevich Pushkin ini dibacakan oleh Mosyeh Abdisa. Puisi ini berkisah tentang suatu tempat di negeri dongeng di mana dapat dijumpai beragam tokoh yang ajaib, memiliki penampilan, sifat dan karakter yang luar biasa, penuh fantasi! Puisi ini kemungkinan diilhami oleh dongeng-dongeng yang dikisahkan kepada sang penyair saat dirinya masih kecil oleh pengasuh kesayangannya, Arina Radionova. Ada kemungkinan bahwa puisi ini ditulis berkat pertemuannya kembali dengan Arina Radionova di Mikhaylovskoye, karena pada saat karya ini ditulis Pushkin berada dalam masa pengasingan pada tahun 1824-1825.



 Puisi berjudul "Весна, весна, пора любви" (Musim Semi, Saatnya Mencinta) karya Aleksander Sergeyevich Pushkin ini juga dibacakan oleh Mosyeh Abdisa. Bisa dibilang, puisi ini merupakan satu-satunya puisi Pushkin yang menggunakan judul "musim semi" dan satu dari dua puisi yang bercerita tentang musim semi. Dalam biografinya, Pushkin dikenal sebagai penyair yang tidak menyukai musim semi. Baginya, waktu yang paling produktif untuk berkarya adalah musim gugur dan musim dingin. Karenanya dalam puisi ini pun ia menunjukkan keengganannya menerima musim semi yang terlalu riang, hangat dan penuh cinta baginya. Di akhir puisi, ia begitu mendambakan salju, suatu keinginan yang tidak biasa bagi kebanyakan orang di Rusia.

Puisi berjudul "Я вас любил" (Aku Pernah Mencintaimu) karya Aleksander Sergeyevich Pushkin ini dibacakan oleh Rima Desi Milenia. Merupakan puisi-surat cinta sang penyair kepada wanita yang dicintainya. Dalam puisi ini penyair menggambarkan betapa nyata dan suci rasa cinta yang ia miliki, meski ia tahu bahwa dambaan hatinya menolak cintanya.

Puisi berjudul "Если жизнь тебя обманет" (Jika Hidup Menipumu) karya Aleksander Sergeyevich Pushkin ini juga dibacakan oleh Rima Desi Milenia. Puisi ini bercerita tentang kesulitan dalam hidup. Meski demikian, penyair mengajak pembaca untuk selalu melihat sisi baik dari segala sesuatu agar tetap tabah dan kuat menjalani kehidupan.

 Seperti judulnya, puisi ini berisi pengakuan. Tepatnya adalah pengakuan cinta sang penyair ini dibacakan oleh Maulana Yodha Permana. Dalam puisi ini penyair begitu sulit menyatakan perasaannya karena meski ia sangat tertarik akan kemolekan sosok yang dipujanya, namun di sisi lain ia juga merasa bahwa tidak layak mencintai.

Peringatan hari bahasa Rusia ini juga dibantu oleh Matthew Lewi Immanuel Tahapary sebagai operator kamera dan editor video. Berikut beberapa cuplikan foto dokumentasi para mahasiswa Indonesia di Institut Bahasa Rusia Pushkin yang sempat kami ambil di hari Bahasa Rusia.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]