Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]


Pada zaman dahulu, pengobatan di desa-desa dilakukan oleh "volkhvy", yaitu para dukun yang mempelajari magis. Seiring berjalannya waktu, peran mereka tergantikan oleh "znakhari" (para tabib pedesaan) dan "zeleyniki" (ahli tanaman obat). Adapun pengetahuan mereka yang berdasarkan pengalaman praktis dan ritual magis tetap diajarkan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Bagaimana bayangan masyarakat Rus kuno terhadap penyakit demam? Bagaimana metode pengobatannya? Bagaimana cara mereka menyembuhkan penyakit mental? Apa yang harus dilakukan untuk dapat mengusir epidemi dari desa-desa mereka? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dijawab dalam tulisan ini.

 

Lechebniki, Travniki dan Zeleyniki
Para sejarawan dapat mengetahui praktik pengobatan penyakit tradisional di zaman Rus Kuno melalui informasi dari lechebniki (tabib), dari travniki (ahli rerumputan obat), dongeng legenda dan catatan tentang kehidupan orang suci (zhitiy svyatykh). Dalam catatan-catatan tersebut dapat diketahui berbagai metode pengobatan, mulai dari pengobatan bisul dan penyakit kulit, cara aman melepaskan anak panah, hingga cara melakukan operasi sederhana. Di pedesaan Rus kuno biasanya "volkhvy" atau para dukun dilibatkan dalam proses pengobatan tersebut. Setelah agama Kristen mendominasi kehidupan bermasyarakat bangsa Rus, orang-orang sakit mulai dirawat di gereja-gereja yang mereka bangun. Biasanya di halaman-halaman biara gereja ditanami tanaman-tanaman yang bisa digunakan sebagai ramuan obat dan bahan untuk campuran minuman penyembuhan. Seiring berjalannya waktu, peran znakhar atau "tabib pedesaan" menguat dan dilibatkan dalam penyembuhan penyakit badan maupun mental. Untuk mencegah penyakit, masyarakat Rus kuno biasanya memakai jimat pelindung sihir berupa pisau, sendok atau figur hewan tertentu di tubuh mereka.

Kelompok lechebniki dan zeleyniki kemudian muncul sebagai tokoh dan sumber pengetahuan pengobatan kuno di tanah Rus. Mereka mencoba menggambarkan penyakit dan mempelajari anatomi tubuh manusia, melakukan praktik pijat dan gosok tubuh, serta berusaha memberikan nasihat yang lebih rasional kepada masyarakat tentang makanan bernutrisi dan gaya hidup sehat. Meski demikian, dalam banyak cerita rakyat, ucapan bijak dan peribahasa Rusia dapat kita temui tendensi sebagian masyarakat dari golongan petani yang tidak mempercayai ilmu kedokteran. Misalnya: "не жива та душа, что по лекарям пошла" (jiwa datang kepada para dokter adalah jiwa yang tidak hidup), "добрая аптека убавит века" (apotek yang baik akan memakan waktu berabad-abad). Takhayul tentang kesehatan masih tetap bertahan selama berabad-abad di Rusia. Para etnografer Rusia mencatat bahwa pada abad ke-19, meskipun ilmu kedokteran telah berkembang dengan pesat, namun penyakit yang muncul di pedesaan Rusia masih dianggap sebagai bentuk hukuman Tuhan atas dosa mereka.

Sakit kepala, Rabun Senja dan Penyakit Kudis

Pencatat folklor Rusia, Vladimir Dal, merupakan salah satu dari yang pertama mempelajari pengobatan tradisional di lingkungan masyarakat petani Rusia. Metode pengobatan tradisional petani Rusia selanjutnya dipelajari pada akhir abad ke-19 oleh dokter Gavriil Popov. Dia menerbitkan sebuah karya berjudul "Pengobatan Rakyat Rusia" yang menggambarkan metode pengobatan di berbagai daerah di Rusia.

Gavriil Popov menulis bahwa seringkali para petani tidak mengaitkan asal usul penyakit dengan alasan yang sebenarnya. Misalnya karena mereka tidak mementingkan kebersihan tempat tinggal dan sirkulasi udara rumahnya, serta kualitas makanan dan air yang mereka gunakan. Dia juga mencatat bahwa para petani tidak memperhatikan cara yang tepat merawat orang sakit atau melakukan diet untuk penyembuhan. Salah satu alasan utama tingginya angka kematian bayi di tanah Rus juga disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara memberi anak-anak yang menyebabkan kematian. Seorang anak yang baru lahir sering diberi roti, sebab mereka percaya bahwa dengan cara ini si anak dapat tumbuh dan berkembang lebih cepat. Begitu bayi mulai dapat memegang sendok, orangtua mereka kemudian memberi makan dengan sayuran mentah dan kvas asam, meskipun tubuh anak belum tentu dapat beradaptasi dengan makanan semacam itu.

Kondisi kehidupan dan pekerjaan di pedesaan juga menjadi penyebab munculnya penyakit pada orang dewasa. Penduduk desa makan dengan makanan itu-itu saja dan dengan nutrisi yang buruk. Misalnya para petani sangat jarang makan daging dan ikan, hanya makan roti, kentang, dan sayuran yang berkualitas buruk. Di musim semi, ketika masih jauh dari musim panen, sedangkan stok makanan sudah hampir habis, biasanya muncul penyakit "rabun senja" di desa-desa, dan ketika terjadi gagal panen besar, akan muncul penyakit kudis yang diakibatkan kekurangan vitamin.

Keluarga-keluarga petani biasanya tinggal di gubuk bersama keluarga besar, kadang-kadang hewan juga ikut disimpan di dalam kamar, seperti anak sapi dan domba, menyebabkan udara di dalam rumah menjadi pengap. Jika gubuk itu telah usang, maka di musim dingin gubuk itu akan membeku, membuat orang yang tinggal di dalamnya kedinginan. Sebaliknya, di musim panas para petani harus bekerja seharian di tengah panasnya ladang, para penuai gandum harus terbiasa dengan sakit kepala yang dideritanya. sayangnya penduduk desa tidak mementingkan penyebab sebenarnya dari penyakit-penyakit tersebut, sebab mereka lebih percaya pada beragam penjelasan supernatural.

Wabah Embun Beracun dan Sakit Jantung di Perut


Penyakit seperti tifus, reumatik, demam dan segala jenis penyakit paru-paru, dianggap penyakit biasa semacam masuk angin. Umumnya penyakit-penyakit tersebut muncul karena kedinginan. Mereka menyebut "Angin buruk" sebagai faktor penyebaran infeksi saat epidemi tersebar di seluruh desa. Bersamaan dengan angin, embun juga ikut membawa penyakit massal itu. Mereka meyakini bahwa salah satu epidemi kolera yang pernah terjadi dimulai setelah adanya embun "beracun" yang jatuh pada buah-buahan mereka.

Para petani menganggap bahwa sistem pernapasan, peredaran darah, dan proses internal lainnya dalam tubuh manusia merupakan rahasia yang disembunyikan Tuhan. Mereka mengetahui organ dalam tubuh hanya dengan melihat dari anatomi hewan. Orang yang sehat dan kuat disebut pemilik "dua kehidupan", karena mereka percaya bahwa darah mereka tidak hanya melalui "satu pembuluh darah", tetapi melalui dua pembuluh darah, sehingga kekuatan dan kesehatan mereka dua kali lebih besar. Para petani juga tidak mengetahui di mana letak perut dan di mana letak jantung, sehingga mereka sering mengeluh sakit jantung ketika sebenarnya mereka hanya menderita penyakit perut. Sedangkan sakit kepala mereka anggap karena adanya "darah buruk", sehingga perlu diobati dengan cara mengeluarkan darah.

Setan dan Tuhan yang Melepaskan Penyakit


Penyakit di kalangan masyarakat sering dianggap sebagai makhluk yang sementara hidup dan menetap di dalam tubuh manusia. Karena itu orang-orang berusaha berbicara kepada "makhluk" tersebut, menyapa dan memerintahkan mereka akan sesuatu, sambil menuntut jawaban dari mereka. Orang-orang percaya bahwa "makhluk" tersebut dapat terlihat seperti wanita muda yang cantik atau wanita tua yang jelek. Penyakit cacar, tifus, dan demam mereka anggap berasal dari tempat tinggal mereka di sungai, rawa, dan laut yang jauh. Penyakit itu dapat menyerang seseorang di malam hari dan tinggal di dalam tubuhnya, sampai akhirnya penyakit itu beralih ke orang malang lainnya. Menurut pandangan lain, Tuhan dan Setan menempatkan penyakit-penyakit di dalam rumah besi yang dikunci dengan gembok. Adapun malaikat secara berkala melepaskan penyakit-penyakit itu ke alam liar, sehingga penyakit dapat menyerang orang yang memang diperintahkan untuk sakit sampai akhirnya penyakit itu akan kembali ke dalam kurungannya lagi.

Di antara masyarakat pedesaan, biasanya mereka membayangkan penyakit demam sebagai sosok 12 wanita yang masing-masing memiliki kekhasannya tersendiri. Yang satu menyebabkan insomnia, yang lainnya menyebabkan kehilangan nafsu makan, sedangkan yang lainnya lagi merusak dan menarik pembuluh darah dst. Menurut salah satu versi mengatakan bahwa kata Rusia "лихорадка" yang berarti "demam" berasal dari ungkapan "лихо радуются" (sangat bersukacita), sebab mengacu pada bayangan mereka tentang para wanita penyebab demam yang bersuka cita atas penderitaan si orang sakit. Diyakini juga bahwa demam dapat menular karena berciuman, atau berasal dari lalat yang terbang dan hinggap di makanan. Masyarakat Rus kuno percaya bahwa epidemi penyakit menular yang serius dikirim oleh Tuhan sebagai hukuman atas dosa mereka. Karena itulah kebanyakan masyarakat percaya bahwa dokter dan obat-obatan tidak akan dapat membantu mereka.

Di beberapa daerah, penyakit digambarkan oleh mereka dalam bentuk hewan. Misalnya, cacar digambarkan seperti katak, demam seperti kupu-kupu, dan campak seperti landak. Sakit perut sering digambarkan seperti ular atau katak. Masyarakat juga menganggap bahwa seeorang dapat menjadi pemabuk berat karena pernah meminum vodka yang telah diisi cacing-cacing kecil oleh para setan.

Menurut pandangan lain, iblis adalah bapak dari semua penyakit, itulah sebabnya kebanyakan dari penyakit tidak dapat disembuhkan. Cedera atau luka yang bisa terjadi di antara aktivitas dan pekerjaan sehari-hari mereka gambarkan bahwa itu adalah karena trik dari iblis. Iblis bisa membalikkan kuda sehingga menjejakkan kakinya pada pemiliknya, atau iblis juga bisa mendorong, mematahkan lengan, atau melukai seseorang saat sedang bekerja dengan kapak. Iblis dapat "membingungkan" seseorang, membuat seseorang seakan bukan dirinya sendiri. Bahkan jika ada dua orang yang sedang berkelahi, iblis dianggap dapat menyebabkan cedera serius pada salah satu dari mereka dan bahkan membawa seseorang untuk membunuh orang lainnya. Gambaran tentang trik iblis juga dijadikan alasan oleh mereka untuk menjelaskan adanya gejala histeria, kegilaan, dan epilepsi. Mereka menganggap bahwa iblis telah merasuki seseorang, memukuli tubuhnya dari dalam, dan meneriakkan kutukan dengan suara yang berbeda.  

 
Apotek yang baik akan memakan waktu berabad-abad

Di lingkungan petani, umumnya orang-orang berpandangan skeptis terhadap dokter dan apoteker. Setiap keluarga biasanya sudah memiliki seperangkat pengobatan rumahan untuk penyembuhan mandiri. Misalnya seorang pasien disuruh untuk menempelkan perutnya atas kompor yang hangat, menggosok tubuhnya dengan berbagai zat dan benda tertentu, mulai dari tar, irisan daging babi, hingga lobak. Jika metode biasa tidak juga membantu, barulah mereka pergi ke znakhar (tabib desa). Para penyembuh dan semacam wanita perawat itu akan membantunya melakukan pemijatan dan penggosokan tubuh, sebab mereka juga tahu bagaimana menghentikan pendarahan dan memberi mereka ramuan herbal. Salah satu cara terapi dan pencegahan utama yang dianggap efektif oleh orang-orang adalah tradisi "banya" atau mandi uap panas. Biasanya orang dewasa maupun anak-anak akan melonjak-melonjak jika di dalam tubuhnya terdapat penyakit atau sihir saat dibawa ke dalam ruangan banya.

Metode pengobatan dengan magis juga umum dilakukan di masa Rus kuno. Penyakit tumor dan penyakit kulit lainnya mereka hindari dengan cara membuat gambar berbentuk lingkaran ajaib dengan arang atau ujung pisau yang mereka anggap dapat melindungi bagian tubuh yang sehat dari penyebaran penyakit tersebut. Simbol lingkaran sihir juga mereka gunakan dalam ritual "opakhivaniye" atau ritual yang dilakukan untuk melindungi desa dari wabah.

"Inti dari ritual "opakhivaniye" adalah dengan membuat garis ajaib agar penyakit yang menjadi wabah tidak menyebar dan melewati batas (yang mereka buat). Pembuatannya dilakukan dengan cara membajak tanah yang melibatkan gadis-gadis muda atau janda. Kadang-kadang cara seperti ini dilakukan di awal kemunculan wabah, di mana rumah-rumah yang menjadi kemunculan wabah tersebut diisolasi, atau bahkan garis itu juga dibuat untuk melindungi seluruh desa agar penyakit dari desa-desa tetangga tidak masuk ke desa mereka."

= Dari buku "Pengobatan Rakyat Rusia" karya Gavriil Popov =

Doa juga diakui sebagai obat universal untuk semua penyakit, terutama doa yang dirapalkan di hadapan ikon ajaib dan barang peninggalan orang-orang kudus. Misalnya, saat menghadapi wabah demam di setiap rumah orang-orang akan tersebar daftar doa yang harus dibaca dan itu dianggap sebagai obat yang efektif. Baik orang sehat maupun orang sakit membaca doa sambil mengenakan kalung salib di dadanya, atau dengan menggantungkannya di tas kecil sebagai jimat.


Masyarakt Rus kuno juga percaya bahwa penyakit dapat "dipindahkan" ke pohon, hewan, atau manusia lainnya. Untuk menyembuhkan seorang anak, mereka akan memilih pohon muda yang kuat di hutan, seperti pohon birch atau pohon ek. Sebuah lubang lebar dipotong pada pohon itu agar si anak bisa melewatinya. Adapun untuk memindahkan penyakit ke air, maka mereka akan mengambil roti, mengasinkannya dan kemudian mengucapkan kata-kata ajaib sebelum melemparkannya ke sungai.

Mereka mencoba menakut-nakuti penyakit dengan suara keras yang tidak terduga, bisa dengan teriakan atau tembakan. Mereka juga memukul dinding di sebelah orang yang sakit, atau bahkan memukul tubuh si sakit serta menyiramnya dengan air dingin. Sebagaimana anggapan mereka bahwa penyakit itu seperti makhluk hidup, maka harus ditakuti agar dapat meninggalkan tubuh. Itu juga yang menjadi tujuan mengapa pasien diberi minuman pahit atau menjijikkan.

Anak-anak di desa dirawat terutama oleh para znakhari atau tabib desa yang akan membacakan sesuatu atas mereka dan memberi mereka ramuan-ramuan herbal. Diyakini juga bahwa dengan memakaikan pakaian ritual pada bayi yang sakit akan dapat memberikan kekuatan penyembuhan.

Adapun penyakit mental biasanya dipercayakan penyembuhannya pada pendeta. Pasien seperti itu dianggap kerasukan, karena mereka percaya bahwa roh jahat telah menyusup ke diri mereka. Di gereja-gereja dan biara-biara, doa-doa khusus akan dibacakan kepada orang yang dianggap kerasukan, termasuk juga membawakan ikon-ikon ajaib ke hadapan mereka.



Sumber Bacaan:

Культура.рф: Народная медицина на Руси.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]