Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

 

Aleksey Tolstoy dikenal sebagai seorang penulis Rusia dan Soviet dari keluarga bangsawan ternama Tolstoy. Ia adalah penulis "Петр Первый" (Pyotr Pertama), trilogi "Хождение по мукам" (Jalan Derita), dan "Хлеб" (Roti). Ia juga dikenal sebagai penulis novela dan cerpen bergenre fiksi ilmiah. Dirinya yang mengenalkan kepada anak-anak Soviet cerita Pinokio yang ia adaptasi sebagai buku berjudul "Kunci Emas, atau Petualangan Buratino".

Masa Muda

Aleksey Nikolayevich Tolstoy lahir pada 10 Januari 1883 (atau berdasarkan penaggalan lama: 29 Desember 1882). Orang tuanya bernama Nikolay Aleksandrovich Tolstoy dan Aleksandra Leontyevna Turgeneva. Dari berbagai catatan biografi tentangnya, disebutkan bahwa Aleksey Tolstoy dibesarkan oleh ayah tirinya yang bernama Aleksey Apollonovich Boström yang menikah dengan ibunya. Aleksey kecil menghabiskan masa keclinya di pertanian Sosnovka milik ayah tirinya. Ia mendapatkan pendidikan dari guru yang diundang secara khusus baginya.

Pada 1897 keluarga Aleksey Tolstoy pindah ke Samara. Aleksey yang telah beranjak remaja kemudian masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan. Setelah menyelesaikan sekolahnya pada 1901 ia pergi ke Peterburg untuk melanjutkan pendidikannya di Institut Teknik.
    
Awal Karir di Bidang Sastra

Pada 1907 tak lama sebelum sidang tugas akhirnya di Perguruan Tinggi, Aleksey tiba-tiba memutuskan untuk melepas pendidikannya untuk fokus menulis karya sastra. Dua tahun sebelumnya ia memang pernah mencoba-coba menulis beberapa puisi untuk dipublikasikan di koran daerah dan ia menganggap publikasi atas karyanya itu merupakan keberhasilan yang besar. Oleh karena itu keputusannya untuk tidak melanjutkan kuliah bisa dimaklumi sebab ia sendiri sama sekali tidak menyesalinya. Pada tahun 1907 tersebut Aleksey Tolstoy menerbitkan kumpulan puisinya yang ia namakan "Лирика" (Lirika). Setahun berikutnya majalah Neva mempublikasikan karya prosa penulis muda tersebut berupa cerpen yang berjudul "Старая башня" (Menara Tua). Pada tahun yang sama ia kembali mengeluarkan buku kumpulan puisinya yang kedua berjudul "За синими реками" (Di Balik Sungai-Sungai Biru). Selanjutnya ia pindah ke Moskwa pada tahun 1912 dan mulai bekerjasama dengan sebuah media massa ternama, Russkiye Vedomosti", yang bersedia mencetak tulisan-tulisannya, khususnya berupa cerita pendek dan esay secara berkelanjutan. Saat Perang Dunia I bergejolak, Aleksey Tolstoy memutuskan untuk turun ke medan perang sebagai koresponden militer. Di masa perang ia pernah bertugas di Inggris dan Prancis.

Tahun-Tahun sebagai Emigran    

Pecahnya Revolusi Februari membuat Aleksey Tolstoy membuatnya tertarik untuk melihat permasalahn politik dan pemerintahan. Peristiwa itu kemudian menjadi semacam dorongan baginya untuk secara serius mempelajari tentang Pyotr Yang Agung. Ia juga mulai mempelajari arsip-arsip sejarah yang berkaitan dengan kehidupan Pyotr I tersebut, termasuk orang-orang yang berada di sekitarnya. Tapi pada saat kaum Bolshevik mengkudeta pemerintah dalam Revolusi Oktober, Tolstoy memiliki pandangan negatif terhadap peristiwa tersebut. Pada 1918 dalam salah satu karya prosanya ia mulai memunculkan motif-motif sejarah. Ia menulis cerpen "День Петра" (Hari Pyotr) и "Наваждение" (Delusi). Dari hasil penelitiannya tentang sejarah Tsar Pyotr I, Aleksey Tolstoy menulis novel sejarah yang terkenal berjudul "Pyotr Pertama".

Buku "Kunci Emas, atau
Petualangan Buratino"
karya Aleksey Tolstoy
Pada Musim Gugur tahun 1918 Aleksey Tolstoy pergi ke Odessa, lalu melanjutkan perjalannya ke Paris, lalu Berlin. Di masa emigrasinya pada tahun 1920 ia sempat menulis "Детство Никиты" (Masa Kanak-Kanak Nikita). Dua tahun kemudian ia kembali menghasilkan tiga buku, yaitu novel fantasi berjudul "Аэлита" (Aelita), serta novela berjudul "Черная пятница" (Jumat Hitam) dan "Рукопись, найденная под кроватью" (Naskah di Bawah Ranjang). Ia juga kemudian menulis buku bergenre fantasi yang berjudul "Гиперболоид инженера Гарина" (Hiperboloid Insinyur Garin). Adapun karyanya yang paling laris adalah buku berjudul "Золотой ключик" (Kunci Emas) yang menceritakan tentang petualangan seru seorang anak yang terbuat dari boneka kayu bernama Buratino. Karyanya ini bahkan menjadi salah satu bacaan yang rekomendasikan bagi anak-anak Sekolah Dasar di Rusia. Kisah dalam buku tersebut menyadur kisah dari buku "Pinokio" karya penulis Italia, Carlo Collodi. Selama berada di masa emigrasi, Aleksey Tolstoy juga mulai mengerjakan trilogi "Хождение по мукам" (Jalan Derita) yang menjadi salah satu karya penting dalam hidup sang penulis.

Kembalinya ke Uni Soviet

Setelah ia melakukan emigrasi, banyak di antara teman lamanya yang berpaling dari Aleksey Tolstoy. Tapi di Berlin, tepatnya pada tahun 1922 ia berkenalan dengan Maksim Gorky yang kemudian menjadi sahabatnya. Pada tahun 1923, Aleksey Tolstoy memutuskan untuk kembali ke tanah airnya yang telah berada dalam bentuk pemerintahan baru, Uni Soviet. Ia kemudian melanjutkan novel trilogi "Хождение по мукам" (Jalan Derita) yang masing-masing berjudul "Сестры" (Para Saudari), "Восемнадцатый год" (Tahun Kedelapan Belas) dan "Хмурое небо" (Langit Suram). Meski masih ada satu karyanya lagi yang berkaitan dengan trilogi tersebut, yaitu "Хлеб" (Roti), namun banyak yang menganggap karya tersebut tidak berhasil, sebab di dalamnya ia mendistorsi kebenaran sejarah dan menggambarkan kepribadian Stalin pada peristiwa- peristiwa berdarah dan masa kelaparan parah.

Pada 23 Desember 1945 Aleksey Tolstoy meninggal dunia akibat tumor paru-paru ganas. Jenazahnya dikremasi sehari setelah kematiannya. Upacara pemakamannya dilakukan dengan penaruhan abu jenazahnya di Pemakaman Novodevichy di Moskwa dan diakhiri dengan salam perpisahan serta lagu kebangsaan Uni Soviet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]