Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Abad XIII merupakan masa-masa yang sulit bagi bangsa Rus. Bahaya tak hanya datang dari timur dari bangsa nomaden, tapi juga dari barat. Bangsa Rus harus menghadapi penyerang baru dari barat yang ingin merebut kota Novgorod yang kaya. Serangan pertama berasal dari para ksatria salib (dalam bahasa Rusia disebut "рыцари-крестоносцы") dari Jerman dan Swedia. Mereka memiliki kemampuan berkuda yang baik dan menggunakan baju zirah sebagai pelindung dalam pertempuran. Julukan "ksatria salib" melekat pada mereka karena terdapat lambang salib di baju zirahnya.

Pertempuran di tepi sungai Neva antara pasukan Rus melawan ksatria Salib Swedia
 
Pada tahun 1240 Birger, pemimpin ksatria salib Swedia, melakukan ekspansi amiliter ke muara sungai Neva. Kedatangan mereka disambut dengan perlawanan pasukan Rus yang dipimpin knyaz (pangeran) Aleksandr Yaroslav dari kota Novgorod. Knyaz muda yang masih berusia sembilan belas tahun ini bersama para druzhina (orang yang dekat dengan knyaz dan bertugas menjaga keamanan kota) membawa pasukannya ke sungai Neva. Pada 15 Juli pertempuran sengit berlangsung sejak fajar hingga hari kembali gelap. Aleksandr sempat bertarung langsung melawan Birger dan berhasil melukainya. Pertempuran berakhir dengan kemenangan di pihak pasukan Rus. Kekalahan tersebut membuat pasukan Swedia gagal merebut Tanah Rus karena tertahan di sungai Neva dan danau Ladoga. Atas kemenangan pada pertempuran di tepi sungai Neva tersebut, knyaz Aleksandr mendapat julukan "Nevsky".

Aleksandr Nevsky yang Agung
 
Kekalahan ksatria salib Swedia tak menghentikan ksatria salib Jerman untuk mencoba menguasai Tanah Rus. Di abad ke-13 ksatria salib Jerman berhasil menguasai wilayah Baltik yang saat itu masih disebut Livonia. Para ksatria salib di Livonia kemudian membentuk Ordo Livonia. Selanjutnya para ksatria salib Jerman menaklukkan suku Prusia dan di wilayah taklukannya tersebut dibentuklah Ordo Teutonik. Penaklukan demi penaklukan terus dilakukan para ksatria salib dan masyarakat yang menjadi taklukannya diharuskan menjadi penganut Katolik. Tanah-tanah mereka diambil dan di atasnya dibangun kastil-kastil. Sementara di timur saat Batu Khan berusaha untuk menguasai Tanah Rus, Paus di Roma memberikan perintah kepada Ordo Teutonik untuk bersatu dengan Ordo Livonia menguasai wilayah timur. Dengan kekuatan yang semakin besar tersebut ksatria salib Jerman mulai bergerak ke arah Rus.

Ksatria Livonia
 
Pada 5 April 1242 pecah pertempuran di atas danau Chudsky antara pasukan Rus di bawah komando Aleksandr Nevsky dengan para ksatria salib Jerman. Dalam pertempuran ini pasukan Rus berhasil menang dengan telak. Banyak ksatria Jerman yang tewas dan tertangkap sebagai tawanan, sebagian lagi tenggelam dalam es di danau tersebut karena baju zirah tentara salib yang terlalu berat. Sisanya kabur dari pertempuran setelah sebelumnya dikejar oleh pasukan berkuda tentara Rus. Pertempuran ini disebut juga sebagai "Pertempuran Es" karena Aleksandr Nevsky memanfaatkan es yang ada di atas danau Chudsky untuk memenangkan pertempuran.

Sekali lagi bangsa Rus berhasil melindungi tanah airnya dari serangan yang datang dari barat laut. Setelah pertempuran tersebut, kekuatan Ordo Livonia menjadi tak sekuat sebelumnya. Kemenangan pasukan Rus atas ksatria salib begitu penting, karena mereka tak hanya melindungi tanah airnya. Lebih dari itu, mereka berusaha melindungi kepercayaan bangsa Rus, yakni Kristen Ortodoks. Karenanya Aleksandr Nevsky dianggap sebagai salah satu pahlawan besar dalam sejarah nasional bangsa Rusia.





Sumber Bacaan:
Третьякова, И.А. 2016. История России с древнейших времён до февраля 1917 года (часть 1).


Sumber Gambar:
Pertempuran di sungai Neva

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]