Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

 

Lukisan karya Alexander Monin, "Di Dekat Bioskop "Barrikada" (Novye vremena). 1936.
Koleksi Galeri Tretyakovskaya, Moskwa


Camilan yang sekilas menyerupai es krim yang kita kenal hari ini telah ada sejak lama di zaman Rusia kuno. Saat musim dingin, biasanya akan muncul pasar musiman yang disebut "yarmarka" di mana kita bisa temukan pedagang susu beku yang disajikan dalam cangkir kecil. Kemudian susu tersebut diserut dan dipotong dengan pisau untuk kemudian dimakan dengan kue bliny (panekuk) atau dengan bubur, kemudian dicampur dengan madu, selai, atau kismis. Saat perayaan Maslenitsa (perayaan menyambut musim semi) di desa-desa di Rusia, ada kebiasaan masyarakat yang membuat makanan dari campuran tvorog (keju cottage), smetana (krim asam), madu, dan kismis. Agar lebih menarik, mereka membentuknya seperti burung atau hewan lainnya, kemudian dibekukan dan dibagikan kepada anak-anak. Yang menarik, makanan semacam itu tidak menggunakan gula, sebab pada masa itu harga gula sangat mahal dan pada umumnya tidak bisa diperoleh oleh masyarakat dari golongan petani biasa.


Di rumah-rumah para bangsawan, makanan penutup dingin mulai populer pada masa pemerintahan Tsaritsa Yekaterina II. Pada 1791, "Buku Masak Lengkap Terbaru" edisi bahasa Prancis yang telah diterjemahkan, diterbitkan di Moskwa. Seluruh bab di dalam buku tersebut dikhususkan untuk menyajikan resep-resep es krim, di antaranya disarankan untuk menyajikannya dengan ceri, malina (raspberry), klyukva (cranberry), cokelat, lemon, dan tambahan lainnya.

Pada akhir abad ke-18, masyarakat kelas atas umumnya menyukai makanan penutup yang disebut "Везувий на Монблане", merupakan serapan dari bahasa Prancis "Vesuvius di Mont Blanc", berupa es krim yang dituangkan dengan cognac atau rum, lalu dibakar. Penyair Rusia, Gavriil Derzhavin, saat merayakan Hari Penamaan dirinya (hari untuk mengingat orang suci yang namanya digunakan sebagai nama baptis oleh seorang Kristen Ortodoks pada saat pembaptisannya), menyelenggarakan acara makan besar, di mana es krim disajikan dalam bentuk gereja atau kastil kuno.

Namun pada awal abad ke-19, kelezatan camilan dingin ini tidak lagi menjadi "kesenangan yang luar biasa", sebab orang-orang mulai menjualnya di yarmarka. Seorang penulis Rusia, Pavel Efebovsky, menulis dalam esainya yang berjudul "Para Penjaja di Peterburg" sebagia berikut:
"Es krim dijual oleh seorang petani Rusia di bak besar berisi es. Bak semacam itu memiliki berat setidaknya tiga pon; tetapi petani itu tidak mengeluh, ia mengangkatnya di kepalanya dan berteriak: "Es krim enak!" Dan saat para pembeli memakannya, mereka akan mengatakan... "Hanya saja mahal harganya, segelas hanya untuk tiga teguk, harganya tidak kurang dari dua kopek."

Sampai pada awal abad ke-19, pembuatan es krim di Rusia masih dilakukan secara eksklusif dengan tangan. Baru pada tahun 1845, pemilik restoran dan pembuat manisan kelahiran Swiss, Johann-Lucius Isler, mematenkan sebuah mesin yang memungkinkan untuk membuat camilan lezat ini secara mekanis. Isler membuka salah satu kafe Sankt-Peterburg paling populer di Nevsky Prospekt, di mana mereka menyajikan es krim dengan bahan tambahan yang tidak biasa pada waktu itu, seperti liquor buah, kopi bubuk, infus bunga jeruk, pistachio, dan kenari. Pada saat yang sama, tiga varietas utama makanan penutup dingin juga muncul, seperti sorbetto atau minuman buah yang sangat dingin; granito dari jus buah beku dan es krim itu sendiri, terbuat dari massa padat susu atau krim dengan gula dan berbagai bahan tambahan, persis dengan es krim modern yang kita kenal saat ini.

Es krim juga sangat populer di istana kekaisaran. Tsar Aleksander I memiliki koki Prancis bernama Karem. Ia menemukan jenis-jenis baru makanan penutup ini demi mengejutkan sang tsar. Hanya Tsar Nikolay I yang menolak es krim. Dia menolak makan es krim sebagai bentuk solidaritas terhadap saudaranya, Mikhail, yang melakukan diet ketat atas rekomendasi dokter. Tetapi istri tsar, Aleksandra Feodorovna, bisa memesan dua porsi es krim dari toko kue senilai 1 rubel 72 kopek setiap harinya.

Setelah Revolusi Rusia, industri pembuatan es krim terhenti sementara. Produksinya baru dilanjutkan kembali pada tahun 1930-an atas perintah Anastas Mikoyan yang saat itu menjabat sebagai Komisaris Makanan Rakyat. Di masa Uni Soviet ini barulah muncul jenis-jenis es krim yang telah kita kenal hari ini, mulai dari es loli (di Rusia disebut "eskimo") yang disajikan dengan stick kayu, es krim kerucut dengan wafel, serta es krim cangkir.

Pengunjung kafe di Moskwa menikmati hidangan es krim. Uni Soviet, 1991.
Foto: Lyudmila Pakhomova / TASS.

 

 

 

Sumber Bacaan:
Ирина Кирилина. Культура.РФ: Когда в России появилось мороженое?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]