Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]



Pada abad ke-14 kekuasaan Kepangeranan Rus-Moskwa mulai menguat. Adapun pengaruh Zolotaya Orda (Gerombolan Emas) yang saat itu menguasai kebanyakan wilayah Rus mulai melemah. Dalam 20 tahun Zolotaya Orda mengalami pergantian khan hingga 25 kali. Zolotaya Orda akhirnya terpecah menjadi dua bagian, yakni di barat dan di timur.

Di wilayah barat kekuasaan Zolotaya Orda diambil alih oleh Mamay, seorang komandan militer yang licik. Mamay berhasil mengembalikan kekuatan militer Zolotaya Orda. Namun saat itu Rus-Moskwa tidak mau tunduk dengan pemerintahan Orda di bawah kekuasaan Mamay, sehingga ia merasa perlu untuk memberikan hukuman bagi Moskwa. Knyaz (pangeran) Moskwa saat itu, Dmitry Ivanovich, paham betul bahwa pasukan Mongol-Tatar hanya bisa dikalahkan jika seluruh para knyaz di tanah Rus bersatu. Ia mulai mencoba mengumpulkan kekuatan sesegera mungkin. Pertemuan pertama pasukan Rus dan Orda terjadi pertama kali pada tanggal 11 Agustus 1378 di wilayah Ryazan, di tepi sungai Vozhe. Untuk pertama kalinya pasukan Orda dapat dikalahkan oleh pasukan Rus.

Wilayah Kekuasaan Zolotaya Orda
 
Mamay tidak terima dengan kekalahan tersebut. Dalam waktu singkat, Mamay mengumpulkan kembali pasukan dalam jumlah besar. Menyadari adanya bahaya mengerikan di depan mata, banyak knyaz di yang melupakan pertengkaran mereka sementara waktu dan bersedia untuk memenuhi seruan Moskwa demi melindungi Tanah Rus.

Terkumpulah pasukan Rus dari Suzdal, Rostov, Yaroslav, Kostroma dan dari wilayah Rus lainnya. Berkumpulnya pasukan sebesar itu tidak pernah terjadi sebelumnya di Tanah Rus. Sergy Radonezhsky sebagai tokoh Gereja Ortodoks yang sangat berwibawa kala itu memberkati para pangeran Rus sebelum berangkat ke medan perang. Ia juga merupakan pendiri monastir yang kini dinamakan Monastir Trinitas Santo Sergy Lavra yang terletak di Sergiev Posad, tak jauh dari kota Moskwa. Sergy Radonezhsky memiliki dua orang murid bernama Peresvet dan Oslyabya. Mereka adalah merupakan prajurit tangguh sebelum mereka memutuskan untuk menjadi biarawan. Merasa bahwa knyaz Dmitry memerlukan pengawal tangguh, Sergy Radonezhsky memerintahkan mereka untuk membantu knyaz dalam pertempuran, sehingga mereka harus membatalkan sumpahnya sebagai seorang biarawan (dalam ajaran Kristen Ortodoks, biarawan tidak diperbolehkan membunuh).

Khan Mamay
 
Knyaz Dmitry membawa pasukannya ke selatan untuk bertemu pasukan Mamay. Pasukan Rus tiba di tepi sungai Don dan pada malam harinya mereka mulai menyeberangi sungai tersebut. Saat fajar, pada 8 September 1380 pasukan Rus bersiaga di padang Kulikovo, padang seluas 10 Km. Sebagaimana kebiasaan pertempuran kala itu, pertempuran dimulai dengan duel satu lawan satu antara prajurit terkuat dari masing-masing pasukan. Dari pihak Orda, maju Chelubey, sedang dari pihak Rus, Peresvet yang mewakili. Mereka saling menusuk satu sama lain dengan tombak dan terbunuh di tempat. Hal ini semakin menambah keyakinan bagi pasukan Rus, bahwa mereka tak kalah kuat dibandingkan dengan pasukan Orda.

Pertarungan yang mengerikan berlangsung hampir sehari penuh. Terjadi momen, ketika pasukan Mongol-Tatar tampak menguasai pertempuran. Namun mereka mendapatkan serangan tiba-tiba dari belakang, sehingga akhirnya pasukan Mongol-Tatar melarikan diri dari pertempuran. Pasukan di bawah pimpinan Mamay pun hancur. Setelah pertempuran tersebut, knyaz Dimitry mendapatkan julukan “Donskoy” karena pertempuran yang dimenangkannya berada di dekat Sungai Don. Namun Tanah Rus baru benar-benar terbebas dari penguasaan Zolotaya Orda yakni 100 tahun setelah pertempuran dengan pasukan Mamay itu, yang dikenal dengan sebutan "Pertempuran Kulikovo".

Pertempuran Kulikovo
 
Meski telah kalah di Pertempuran Kulikovo, kekuatan Zolotaya Orda tidak bisa dianggap remeh. Penaklukan demi penaklukan wilayah di Tanah Rus masih terus berlangsung. Pada 1382, Khan Tokhtamysh merebut kekuasaan Orda, kemudian berhasil menaklukkan Moskwa, membakar kota dan menghancurkan kekuasaan kepangeranan. Kewajiban membayar pajak pun berlanjut.

Bagaimanapun, setelah Pertempuran Kulikovo, orang-orang Mongol-Tatar mulai mengerti, bahwa kekuasaan mereka di Tanah Rus cepat atau lambat akan berakhir karena Zolotaya Orda terus melemah. Sebaliknya, Kepangeranan Rus-Moskwa semakin menguat dan Moskwa menjadi pusat perlawanan untuk membebaskan rakyat Rus dalam melawan kekuasaan Zolotaya Orda.





Sumber Bacaan:
Третьякова, И.А. 2016. История России с древнейших времён до февраля 1917 года (часть 1).

Sumber Gambar:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]