Santo Kiril dan Santo Metodius |
Santo
Kiril (826-869) dan Metodius (815-885) adalah dua tokoh yang dikenal
sebagai penyusun aksara Slavia. Mereka dianggap sebagai santo (orang
suci) yang disetarakan dengan apostol (rasul) dalam Gereja Kristen
Ortodoks. Mereka menerjemahkan Alkitab dan teks-teks keagamaan ke bahasa
Slavia. Kiril (yang memiliki nama lahir Konstantin) dan Metodius lahir
di kota Tesalonika (wilayah Yunani) yang saat itu berada dalam wilayah
Kerajaan Bizantium.
Di masa mudanya Metodius mengawali kariernya
pada tahun 833 sebagai seorang prajurit yang mengabdi kepada Kaisar
Theophilus. Kemudian ia menjadi penguasa di salah satu kerajaan Slavia
selama tahun 835-845. Selanjutnya ia mengabdi di Monastir (biara) Bifin
di Olympus. Berbeda dengan Metodius, di masa mudanya Kiril menghabiskan
waktunya dengan belajar di Konstantinopel. Kiril tertarik terhadap
kajian filologi, kemudian ia bekerja sebagai pustakawan di Gereja St.
Sophia (Hagia Sophia). Karena terlibat perselisihan pendapat dengan
Patriark Ignatius, ia pergi dan menetap di sebuah monastir di tepi Selat
Bosphorus. Setengah tahun kemudian ia kembali ke sekolah tempat ia
belajar dan menjadi pengajar filsafat di sana. Di sana ia mulai dijuluki
sebagai "Kiril Filosof" atau 'Kiril Sang Filsuf'.
Sekitar tahun
855 Kiril melaksanakan misi diplomatik dan dikirim kepada bangsa-bangsa
Arab. Pada tahun 860-861 Kiril dan Metodius ditugaskan bersama untuk
misi diplomatik dan dikirim kepada bangsa Khazar. Mereka mengunjungi
wilayah Kherson (kini di wilayah Ukraina) yang waktu itu merupakan
wilayah Kekhanan Khazar (Khazaria). Dalam "Zhitiye sv. Kirilla" (Catatan
Kehidupan St. Kiril) hal. 10 disebutkan bahwa mereka menemukan naskah
yang dituliskan dengan "aksara bangsa Rus" untuk penulisan Mazmur dan
Injil. Pernyataan tentang penemuan tersebut ditafsirkan secara berbeda
oleh kalangan peneliti. Sebagian peneliti menafsirkan bahwa penemuan
tersebut bermaksud membicarakan tentang aksara yang digunakan oleh
bangsa Rus sebelum mereka mengenal aksara Kiril atau Kirillitsa.
Peneliti lainnya menafsirkan bahwa aksara yang dimaksud merupakan varian
dari terjemahan alfabet Gothik yang disusun oleh Ulfilas (Wulfila),
sehingga kebanyakan dari peneliti meyakini bahwa cara membacanya bukan
sebagai "pyccкиe" (Rusia), melainkan "cypcкиe" (Suriah). Di wilayah
Khazar inilah mereka melakukan disputasi keilahian, yaitu debat resmi
demi mencari kebenaran di bidang teologi, termasuk dengan umat Yahudi.
Pada
musim gugur tahun 861 mereka kembali dari Khazaria. Metodius kemudian
menjadi kepala monastir di Polykhron, sedangkan Kiril melanjutkan
pengabdiannya di Gereja Rasul 12 di Konstantinopel. Dua tahun kemudian,
Pangeran Rostislav dari Moravia meminta Bizantium agar mengirimkan
perwakilan ke wilayah Moravia untuk mengajarkan kebenaran iman Kristen
bagi bangsa Slavia yang tinggal di wilayah tersebut sebagai bangsa
mayoritas. Atas perintah Kaisar Bizantium Mikhail III, maka Kiril dan
Metodi diperintahkan untuk melaksanakan misi tersebut. Meskipun Injil
telah diajarkan di Moravia, namun rupanya ajaran Kristen masih belum
mengakar kuat. Karena itu Kaisar Mikhail III memerintahkan Kiril dan
Metodius untuk menerjemahkan teks-teks keagamaan yang berbahasa Yunani
ke bahasa Slavia. Kiril dan Metodius mempersiapkan diri mereka untuk
melaksanakan misi tersebut. Mereka menyusun aksara Slavia yang dapat
digunakan untuk menerjemahkan teks-teks keagamaan sehingga pengajaran
Kristen dapat lebih mengakar dan lebih mudah dipahami.
Perbedaan antara Kirillitsa dan Glagolitsa |
Dalam
waktu yang lama para filsuf dan sejarawan mendiskusikan tentang aksara
apa sebenarnya yang disusun mula-mula oleh Kiril dan Metodius saat itu,
apakah aksara Glagolitsa atau aksara Kirillitsa. Para peneliti umumnya
menyebutkan bahwa Kiril dan Metodius memperkenalkan terlebih dahulu
aksara Glagolitsa yang disusun berdasarkan sistem aksara Yunani (dengan
pengecualian huruf "Ш" diambil dari aksara Ibrani). Baru pada akhir abad
ke-IX aksara Glagolitsa di seluruh wilayah Slavia Selatan segera
tergantikan oleh aksara Kirillitsa. Dengan adanya aksara untuk bangsa
Slavia ini maka Kiril dan Metodius mulai mengerjakan proyek pertamanya,
yaitu penerjemahan Injil Aprakos yang diperlukan untuk kegiatan
kebaktian.
Proyek penerjemahan yang mereka lakukan antara tahun
864-867 terhadap teks-teks keagamaan sehingga terkumpul terjemahan Injil
dan Mazmur. Pekerjaan mereka rupanya memunculkan ancaman politik dari
para episkop Jerman yang khawatir akan kehilangan hak-haknya di Moravia.
Mereka yang tidak setuju dengan adanya proyek penerjemahan teks-teks
keagamaan ini kemudian menyebarkan "doktrin trilingual" yang menyebutkan
bahwa "hanya tiga bahasa yang pantas digunakan untuk memuji Tuhan, yaitu bahasa Ibrani, Yunani dan Latin".
Mereka berusaha untuk menghentikan usaha yang dilakukan oleh Kiril dan
Metodius. Namun Kiril terus menangkis ancaman tersebut dengan
argumen-argumennya. Menghadapi situasi ini, rupanya Paus Adrianus II
berada di pihak Kiril dan Metodius. Saat Kiril dan Metodius datang ke
Roma sambil mengantarkan relikui St. Kliment (Paus St. Kliment I) dari
Kherson, Paus Adrianus II menyambutnya dengan hormat.
Santo Kiril dan Metodius memberikan aksara kepada bangsa Slavia |
Setelah
kedatangannya ke Roma, Kiril wafat dan dikuburkan di sana. Adapun
Metodius melanjutkan pekerjaan yang telah mereka mulai sebelumnya.
Metodius menjadi arkhepiskop di Panonia dan Moravia. Ia menerjemahkan
sebagian besar Kanon Alkitab pada 870 bersama tiga orang muridnya selama
8 bulan. Meski pekerjaan penerjemahan teks-teks keagamaan untuk
penyebaran Kristen tersebut didukung oleh Roma, namun dalam praktiknya
tetap ada perebutan pengaruh di antara Roma dan Bizantium di wilayah
Slavia.
Di tahun-tahun akhir masa hidupnya, Metodius banyak
menaruh harapan untuk mendapat pertolongan dari penguasa Konstantinopel
dibandingkan Roma. Setelah Metodius wafat, seorang rohaniawan Jerman
bernama Wiching yang memiliki pandangan berlawanan dengan Metodius
menggantikan posisinya. Ia menuduh Metodius telah merusak perjanjian
dalam pelaksanaan kebaktian dalam bahasa Latin yang telah disepakati di
sana sebelumnya, sehingga ia mengusir seluruh murid Metodius keluar dari
Moravia. Meski demikian, usaha Kiril dan Metodius tidak pernah
dilupakan. Alkitab berbahasa Slavia menyebar secara luas dan dibaca oleh
lebih banyak orang hingga akhirnya sampai ke Tanah Rus. Hingga saat ini
Gereja Ortodoks selalu memperingati Hari Santo Kiril setiap 14
Februari, Hari Santo Metodius setiap 6 April, sedangkan Hari Santo Kiril
dan Metodius setiap 11 Mei.
bersambung ...
Selanjutnya:
Sejarah Aksara Kiril (Bag. II): Kliment dari Ohrid dan Penyebaran Aksara Kiril
Sumber Bacaan:
TextoLogia.ru: Kиpилл и Meфoдий – o coздaтeляx киpиллицы
Tidak ada komentar:
Posting Komentar